Saat
saya mengajarkan materi “Paragraf ” sempat bertanya-tanya. Media apa yang harus
saya gunakan? Di kegiatan ini murid akan
menyusun beberapa kalimat yang nantinya akan menjadi sebuah paragraf padu. Selain
itu murid akan mengetahui jenis- jenis paragraf. Di akhir pembelajaran dituntut untuk bisa
memproduksi paragraf yang baik. dan saya masih berangan-angan dengan apa yang
harus saya persiapkan. Agar murid dengan mudah memahami materi tersebut.
Sekian
lama memutar otak, maka ketemulah media yang harus kubuat, yaitu
kalimat-kalimat lepas dari beberapa paragraf. Saya menyiapkan beberapa
paragraf, menjadi banyak kalimat. Tampilan lumayan menarik, agar murid lebih
termotivasi. Kalimat-kalimat tersebut saya cetak acak, pada kertas warna-warni.
Hasilnya lumayan cantik juga.
Bagaimana
teknis menggunakan potongan-potongan kalimat tersebut, hingga mewujudkan
pembelajaran yang berhasil dan menyenangkan. Tidak hanya itu, namun juga bisa
menyampaikan nilai-nilai karakter pada murid. Sebelum diterapkan pada
pembelajaran di kelas, perlu dilakukan uji coba media yang sangat sederhana
tersebut bersama kawan-kawan guru. Hal tersebut diperlukan agar ada masukan
demi sempurnanya media yang saya buat.
Pembelajaran
berlangsung di kelas, saatnya saya menggunakan media itu. Kunamai media itu
“Serpihan Kalimat – kalimat Ajaib”. Potongan paragraf bentuk kalimat dengan
warna-warni. Hingga akan dirangkai menjadi sebuah paragraf yang benar.
Sesederhana itukah? Ada pesan yang terkandung di dalamnya, terutama saat media
itu dimainkan. Meskipun bentuk media sangat sederhana, namun pada permainannya
banyak pesan yang bermakna yang dapat diambil oleh murid.
Alur
penggunaan media “Serpihan Kalimat-kalimat Ajaib” sebagai berikut. Di kelas,
siswa berkelompok 4 – 5 murid. Masing-masing kelompok harus menentukan tugas
masing-masing, di antaranya ketua, kurir, sekretaris, juru bicara. Guru
membagikan serpihan kalimat-kalimat secara acak kepada masing-masing kelompok.
Sebelum dimulai, ada peraturan yang harus disepakati. Di antaranya, setelah
serpihan dibagikan ke masing-masing kelompok, mereka wajib menyusun hingga
menjadi sebuah paragraf yang padu. Kesepatan berikutnya, adalah masing-masing
kurir memberikan serpihan-serpihan kalimat yang dirasa tidak sesuai antara yang
satu dengan yang lainnya. Yang paling penting di permainan ini masing-masing
kelompok dilarang meminta serpihan-serpihan ke kelompok lain tapi hanya boleh
memberi.
Dari
kesepakatan tersebut, ada beberapa hal yang bisa diambil hikmanya. Selain
kerjasama antar anggota, murid dilatih untuk lebih teliti dan percaya diri.
Nilai-nilai lain yang bisa diperoleh adalah murid menerapkan empati dengan
teman-temannya. Guru menekankan bahwa tangan diatas lebih mulia dari tangan di
bawah, ini merupakan aplikasi dari masing-masing hanya boleh memberi tak boleh
meminta serpihan-serpihan tersebut. Setelah mereka memainkan permainan
tersebut, selama 10 menit masih belum bisa menggabungkan serpihan-serpihan
menjadi sebuah paragraf yang padu. Mengapa?
Masing-masing
kelompok sudah bersama – sama, untuk melakukan arahan dari guru sesuai
kesepakatan. Namun belum bisa berjalan sesuai dengan kesepakatan. “Coba kita
refleksi bersama”, tuturku pada mereka sembari mencari tahu mengapa belum
mencapai tujuan. “Ini Bu! Si Rafi dari tadi memberi serpihan, padahal
kalimatnya tidak sesuai”. Ungkap Bagus. Pernyataan itu disusul oleh ungkapan
dari Salsa, “ Bu kelompok kami gak ada yang memberi serpihan”. Dari ungkapan
mereka maka muncul kesepakatan baru yaitu serpihan diberikan pada kelompok yang
membutuhkan, tidak asal saja. permainan diulang dan masing-masing kelompok
mulai menerapkan kesepatan yang telah dibangun. Tidak sampai 5 menit, paragraf
masing-masing kelompok terbentuk menjadi paragraf padu.
Nah,
apa yang dapat kita ambil dari pembelajaran tersebut? Tentu menumbuhkan kerja
sama antar murid, gotong-royong, dan selalu kompak untuk mencapai sebuah
tujuan. Selain itu murid dibiasakan bersedekah. Namun bersedekah harus sesuai
dengan keadaan penerimanya. Sebaiknya tidak sembarangan, jika salah sasaran
memunculkan satu kata yaitu Mubazir.